Areál plný pohody | koupaliště, sauna, spining, fitness, salónek, restaurace
Day: <span>December 17, 2019</span>

Day: December 17, 2019

Beberapa Faktanya Warga Swiss Tak Pernah Bisa Kaya

Beberapa Faktanya Warga Swiss Tak Pernah Bisa Kaya – Swiss merupakan salah satu wilayah di Eropa yang digolongkan sebagai salah satu negara kaya di dunia. Hidup masyarakat Swiss pun terbilang makmur dengan gaji per bulan sampai Rp 84 juta. Walaupun memiliki gaji fantastis, nyatanya warga Swiss ternyata sulit untuk menjadi kaya raya!

Negara yang memiliki nama lengkap Konfederasi Swiss (Switzerland Confederation) ini merupakan negara yang menganut sistem pemerintahan  Republik Federal yang kepala negara dan kepala pemerintahannya adalah Presiden. Presiden Swiss dijabat secara bergantian oleh 7 menteri utama dengan masing-masing masa jabatannya selama 1 tahun. Ketujuh menteri utama tersebut dipilih oleh Majelis Federal (Federal Assembly). Ibukota negara Swiss adalah Kota Bern. poker asia

Faktanya Warga Swiss Tak Pernah Bisa Kaya, Meski Gaji Rp 84 Juta Per Bulan

Tinggal di daerah yang dinobatkan sebagai negara terkaya faktanya tidak membuat masyarakat Swiss ikut menjadi kaya pula. Walaupun tak kaya, penduduk Swiss adalah masyarakat yang teramat-sangat sejahtera. Antara kaya raya dan sejahtera, banyak perbedaannya. https://www.mrchensjackson.com/

Contoh, seorang sarjana S1 lulusan dari universitas (jalur sains) atau Fach-hochschule (jalur politeknik) ketika memasuki dunia kerja akan mendapatkan gaji sekitar CHF6.000-an (Rp84 juta) per bulan. Banyakkah jumlah itu?

Bila gaji itu dipakai untuk hidup di Indonesia pastilah banyak sekali. Namun, jumlah itu sangat pas-pasan untuk hidup di Swiss.

Apalagi jika karyawan sarjana tadi sudah beristri dengan dua anak. Pasti ia menjadi sangat kekurangan.

Biaya hidup di Swiss teramat tinggi, supaya gaji sebesar itu mulai pas-pasan, perumpamaan untuk sewa rumah. Di Swiss, seperti juga di Jerman, semua ukuran tempat tinggal diukur sesuai persentase layak kemanusiaan. Dengan standar menurut hukum setempat yang sebenarnya mesti dipatuhi, harga sewa tempat tinggal ukuran 80-100 m2 adalah CHF2.000 per bulan (Rp28 juta)

Sebagai keluarga yang hidup di negara dengan kesejahteraan tinggi, keluarga itu juga mesti membayar asuransi kesehatan, asuransi jiwa, dan dana pensiun bagi (jaminan hari tua) di hari tua.

Suatu keluarga inti dengan empat kepala, harus keluar sekitar CHF1.200 (Rp 16,8 juta) per bulan. Sisa gaji dipakai untuk hidup sehari-hari. Contoh harga bensin setara Pertamax CHF1,5 (Rp21.000) per liter. Makan siang di rumah makan biasa CHF 20 (Rp280.000) per orang.

Sebotol air mineral 600 ml Rp 30.000.

 Tarif kereta api cepat kelas dua berjarak 150 Km CHF 56 (sekitar Rp 800.000) sekali jalur dan seterusnya. Berbeda dengan sebagian orang yang udah menduduki jabatan khusus misalnya manajer, guru besar di universitas, atau kelas menengah lain yang pendapatannya dapat 3-4 kali lipat berasal dari karyawan tadi.

Namun biarpun gajinya lebih tinggi, masyarakat kelas menengah itu terhitung tidak kaya-raya, gara-gara pajak yang luar biasa tingginya. Semakin tinggi gaji, pajaknya pun tambah besar.

Menariknya, meski keadaan ekonominya pas-pasan, seorang karyawan biasa tidak dapat kekurangan.

Dikarenakan, negara melewati Gemeinde atau kantor pemerintah kota akan memfasilitasi sang karyawan tadi habis-habisan dari hasil pajak orang-orang yang bergaji 4-5 kali dari dia.

Ada tunjangan anak, tunjangan sosial, dan lain-lain. Hidup mereka menjadi bergairah, bahkan keluarga itu bisa menikmati liburan. Di Swiss, produktivitas SDM dipacu dengan gaji. Semakin besar gajinya, kelak pensiun yang didapatkan juga akan tinggi.

Semua warga (tak peduli PNS, karyawan swasta, maupun petani) semua akan menerima tunjangan sosial-kesejahteraan di hari tua. Besar tunjangan bernama AHV yang diambil dari pajak tersebut sekitar CHF2.500 per bulan.

Bagi yang memiliki gaji, dana pensiun dari pemerintah pasti di atas AHV.

Dengan uang tersebut, minimum seseorang bisa bertahan hidup walau pas-pasan. Tetapi, negara via pemerintah daerah akan memberikan tunjangan lain (sesuai kemampuan pemerintah daerah), hingga seseorang tetap bisa hidup layak pada akhirnya. Jangan lupa, di Swiss kita bersekolah sejak SD sampai S1, S2, S3 sekalipun semua gratis. Kita mau meraih tiga kali doktor pun, tak akan keluar biaya sepeser pun.

Sehingga sebenarnya orang Swiss tidak kaya raya, melainkan hidupnya sejahtera. Sebab, setiap individu, swasta dan negara bekerja bahu-membahu menegakkan kesejahteraan. Mereka tak hidup dalam kemewahan ala selebritas kaya raya.

Apalagi jika karyawan sarjana tadi sudah beristri dengan dua anak. Pasti ia menjadi sangat kekurangan.

Faktanya Warga Swiss Tak Pernah Bisa Kaya, Meski Gaji Rp 84 Juta Per Bulan

Biaya hidup di Swiss teramat tinggi, sehingga gaji sebesar itu terasa pas-pasan, contoh untuk sewa rumah. Di Swiss, seperti juga di Jerman, semua ukuran rumah diukur sesuai takaran layak kemanusiaan. Dengan standar menurut hukum setempat yang memang harus dipatuhi, harga sewa rumah ukuran 80-100 m2 adalah CHF2.000 per bulan (Rp28 juta)

Sebagai keluarga yang hidup di negara dengan kesejahteraan tinggi, keluarga itu juga harus membayar asuransi kesehatan, asuransi jiwa, dan dana pensiun bagi (jaminan hari tua) di hari tua.

Satu keluarga inti dengan empat kepala, harus keluar sekitar CHF1.200 (Rp 16,8 juta) per bulan. Sisa gaji dipakai untuk hidup sehari-hari. Contoh harga bensin setara Pertamax CHF1,5 (Rp21.000) per liter. Makan siang di rumah makan biasa CHF 20 (Rp280.000) per orang.

Sebotol air mineral 600 ml Rp 30.000.

Tarif kereta api cepat kelas dua berjarak 150 Km CHF 56 (sekitar Rp 800.000) sekali jalan dan seterusnya.

Berbeda dengan orang-orang yang sudah menduduki jabatan tertentu misalnya manajer, guru besar di universitas, atau kelas menengah lain yang pendapatannya bisa 3-4 kali lipat dari karyawan tadi.

Namun biarpun gajinya lebih tinggi, masyarakat kelas menengah itu juga tidak kaya-raya, karena pajak yang luar biasa tingginya. Semakin tinggi gaji, pajaknya pun semakin besar. Menariknya, meski kondisi ekonominya pas-pasan, seorang karyawan biasa tidak akan kekurangan.

Sebab, negara melalui Gemeinde atau kantor pemerintah kota akan memfasilitasi sang karyawan tadi habis-habisan dari hasil pajak orang-orang yang bergaji 4-5 kali dari dia.

Ada tunjangan anak, tunjangan sosial, dan lain-lain. Hidup mereka menjadi bergairah, bahkan keluarga itu bisa menikmati liburan. Di Swiss, produktivitas SDM dipacu dengan gaji. Semakin tinggi gajinya, kelak pensiun yang didapatkan pun akan tinggi.

Seluruh warga (tak peduli PNS, karyawan swasta, maupun petani) semua akan menerima tunjangan sosial-kesejahteraan di hari tua. Besar tunjangan bernama AHV yang diambil dari pajak itu sekitar CHF2.500 per bulan.

Bagi yang memiliki gaji, dana pensiun dari pemerintah pasti di atas AHV.

Dengan uang tersebut, minimum seseorang bisa bertahan hidup walau pas-pasan. Tetapi, negara via pemerintah daerah akan memberikan tunjangan lain (sesuai kemampuan pemerintah daerah), hingga seseorang tetap bisa hidup layak pada akhirnya. Tak lupa, di Swiss kita bersekolah sejak SD sampai S1, S2, S3 sekalipun semua gratis. Kita hendak meraih tiga kali doktor pun, tidak akan keluar biaya sepeser pun.

Maka sebenarnya orang Swiss tidak kaya raya, melainkan hidupnya sejahtera. Sebab, setiap individu, swasta dan negara bekerja bahu-membahu menegakkan kesejahteraan. Mereka tak hidup dalam kemewahan ala selebritas kaya raya.

Kebiasaan – Kebiasaan Baik Orang Belanda.

Kebiasaan – Kebiasaan Baik Orang Belanda. – Begitu mendengar kata ‘Belanda’, mungkin pikiranmu akan tertuju kepada kincir angin atau bunga tulip yang menawan. Belanda sendiri merupakan salah satu negara favorit turis karena begitu banyak hal-hal menarik di negeri van oranje itu.

Tahukah Anda? Orang Belanda juga dikenal memiliki berbagai kebiasaan baik, lho. Berikut ini 10 kebiasaan orang Belanda yang patut Anda tiru. www.benchwarmerscoffee.com

Kebiasaan Baik Orang Belanda

1. Semua orang dianggap setara

Masyarakat Belanda menjunjung tinggi prinsip egalitarianisme, dimana semua orang memiliki derajat yang sama. Di negeri kincir angin, perbedaan kelas sosial gak terlalu kelihatan. Karenanya, kalau Anda ke Belanda, jangan harap Anda akan memperoleh perlakuan khusus hanya karena gelar pendidikan, posisi pekerjaan, atau status sosial yang lebih tinggi dari orang lain, ya!

Di universitas-universitas di Belanda, mahasiswa bisa memanggil dosen langsung dengan nama pertama mereka. Hubungan dosen dan mahasiswa pun lebih ke arah pertemanan. idnpoker

Bila Anda ke kafe, jangan pernah meremehkan pelayan kafe atau resto dengan menjentikkan jari karena ini dianggap merendahkan. Seperti orang Belanda, jangan pernah remehkan orang lain lagi, ya!

2. Memiliki budaya bersepeda

Masyarakat Belanda terkenal suka bersepeda, baik untuk keperluan mobilitas sehari-hari atau saat ke kantor. Bahkan populasi sepeda di Belanda lebih banyak dibandingkan jumlah penduduknya. Sejak kecil, mereka memang sudah dibiasakan untuk sering bersepeda. Selain mengurangi polusi udara, tentu kebiasaan ini baik karena bisa mengurangi kemacetan lalu lintas, kan?

3. Mandiri dan gak manja

Sejak kecil, masyarakat Belanda umumnya sudah dididik menjadi seorang mandiri. Mereka akan melakukan sendiri apa yang bisa mereka lakukan. Kalau Anda ke Belanda, Anda akan melihat orang akan mengisi sendiri bensin di pom bensin tanpa bantuan petugas. Kalau Anda makan di restoran di Belanda, piring kotormu wajib Anda rapikan sendiri di tempat yang telah disediakan. Jangan harap ada pelayan yang akan datang untuk mengambil piring kotormu di restoran tersebut. Selain itu, gak sedikit warga Belanda yang memilih memasak sendiri kebutuhan mereka di rumah.

Gak hanya wanita, tapi pria Belanda juga gak akan malu dan segan untuk membereskan pekerjaan rumah tangga, seperti bersih-bersih rumah, merawat anak, antar anak ke sekolah, belanja ke supermarket atau pasar, dan memasak. Wah, perlu Anda contoh nih!

4. Disiplin dan tepat waktu

Orang Belanda sangat disiplin. Mereka umumnya mempunyai “to do list” yang akan benar-benar mereka lakukan. Selain itu, orang Belanda juga sangat menghargai waktu. Bagi mereka, waktu adalah uang. Kalau membuat janji dengan orang Belanda, sebaiknya Anda datang sekitar 5 menit sebelumnya. Kalaupun gak bisa tepat waktu, keterlambatanmu masih bisa ditolerir sekitar 10 menit saja. Kalau Anda ingin membatalkan atau gak bisa datang ke janjimu sendiri, Anda harus memberitahu rekan yang Anda ajak janjian melalui email atau telepon sesegera mungkin.

5. Menjaga kebersihan lingkungan

Sudah gak perlu diragukan lagi, orang Belanda sangat menjaga kebersihan lingkungan. Kalau Anda berlibur ke Belanda, Anda akan jarang menjumpai sampah bahkan di kota-kota besar sekalipun. Bahkan, warga Belanda juga memisahkan sampah organik dan non-organik.

Orang Belanda juga mencintai lingkungan dengan mengurangi penggunaan kantong plastik. Saat ke pasar atau supermarket, orang Belanda juga pada umumnya akan membawa kantong belanja sendiri dari rumah.

6. Gak suka bergosip

Salah satu hal lainnya yang perlu Anda contoh dari orang Belanda adalah mereka gak suka bergosip. Daripada membicarakan orang lain di belakang, mereka lebih suka blak-blakan menyampaikannya ke orang yang bersangkutan.

Belanda memang salah satu negara di Eropa yang terkenal dengan gaya komunikasinya yang “direct” atau langsung. Dalam menyampaikan kritik atau saran, tanpa basa-basi mereka lebih memilih berbicara langsung di depan orang yang mereka kritik.

7. Apa adanya

Orang Belanda umumnya gak sombong. Mereka umumnya bersikap terbuka dan berusaha rendah hati.

Kebiasaan Baik Orang Belanda

Orang Belanda gak suka memperlihatkan kekayaan mereka karena prinsip egalitarian yang mereka anut. Tentu saja, mereka juga gak suka berbohong atau membual tentang prestasi mereka atau harta benda yang mereka punya.

8. Toleransi tinggi terhadap perbedaan

Orang Belanda menjunjung tinggi toleransi. Banyak warga internasional dari berbagai negara yang tinggal di Belanda dan semuanya hidup berdampingan dengan perbedaan budaya, agama, ras, dan perbedaan-perbedaan lainnya. Berbeda itu biasa kan, guys!

9. Memisahkan kehidupan pribadi dengan kehidupan kantor

Di Belanda, kehidupan pribadi terpisah dari kehidupan kantor. Belanda memang adalah negara dengan work-life balance terbaik di dunia. Mereka umumnya gak akan membawa pekerjaan kantor ke rumah. Di rumah, mereka akan menghabiskan waktu untuk quality-time dengan keluarga.

10. Sayang dengan pasangan dan keluarga

Kalau Anda berkunjung ke Belanda, mungkin Anda akan banyak mengamati pasangan kakek nenek yang menghabiskan waktu bersama dengan penuh kemesraan. Ya, orang Belanda pada umumnya sangat setia mencintai pasangan mereka. Gak hanya dengan pasangan, orang Belanda umumnya memiliki rasa kekeluargaan yang erat dengan anak-anak mereka. Mereka gak segan akan quality-time dan piknik saat akhir pekan.

Selain itu hal lainnya seperti, Belanda punya cara unik dalam memperlakukan topik seperti prostitusi, narkoba, dan suntik mati (euthanasia). Yang terakhir ini sepenuhnya legal, namun dikontrol dengan ketat; sementara kawasan lokalisasi Red-Light District di Amsterdam dikenal luas. Dan meski mariyuana tidak lagi sepenuhnya legal, pihak berwenang menjalankan kebijakan toleransi, yang mana kedai-kedai kopi tidak digugat jika menjualnya.

Orang Belanda tidak mau mengakui pembicaraan apapun yang menyinggung ketidaksetaraan atau relasi kuasa. Ini karena konsep yang disebut poldermodel, praktik pembuatan kebijakan di Belanda yang berdasarkan konsensus antara pemerintah, pengusaha, dan serikat buruh. Kata ‘polder’ mengacu pada tumpukan tanah yang diambil dari laut.

Menurut The Economist, untuk membangun polder dan mempertahankan negeri dari ancaman yang selalu mengintai dari laut, orang Belanda harus bekerja sama dan bergotong-royong dengan baik. Sikap ini merembes ke kehidupan keluarga, di mana suara anak dianggap setara dengan suara orang tua.

Dengan kata lain, ada tata perilaku yang harus diikuti semua orang dan aturan tersebut, lagi-lagi, tergambarkan jelas dalam bahasa. Peribahasa seperti ‘Doe maar normaal, dan ben je al gek genoeg’ (jadilah orang normal, itu sudah cukup gila) atau ‘Steek je hoofd niet boven het maaiveld uit’ (jangan letakkan kepala Anda di atas tanah) mengingatkan kami bahwa kita semua sama.

Wah, ternyata gak sedikit kebiasaan baik masyarakat Belanda yang bisa Anda jadikan teladan di kehidupan sehari-harimu, kan? Bukan gak mungkin, kebiasaan-kebiasaan tersebut yang membuat mereka menjadi negara maju.

Yuk, mulai lakukan kebiasaan-kebiasaan baik tersebut untuk diri kita untuk terlebih dahulu dan jangan ragu untuk menularkan kebiasaan baik itu kepada orang-orang di sekitar kita.

Ciri Khas Yang Sering Dilakukan Masyarakat Jerman

Ciri Khas Yang Sering Dilakukan Masyarakat Jerman – Setiap orang di dunia ini pasti mempunyai stereotip yang melekat menurut negara asal mereka. Sebut saja orang Jepang yang sangat tepat waktu atau orang Rusia yang suka minum vodka. Begitu pun dengan orang Jerman.

Biarpun terkadang tak terbukti benar, stereotip tersebut perlu diketahui jika Anda berencana untuk tinggal di Jerman suatu saat nanti. Apalagi, Jerman cukup populer sebagai tujuan belajar orang Indonesia. idn poker

Lalu apa saja stereotip yang melekat pada orang Jerman? Apa perbedaannya dengan orang Indonesia? https://www.benchwarmerscoffee.com/

Ciri Khas Masyarakat Jerman

Berikut adalah stereotip orang Jerman berdasarkan pengalaman mahasiswa asal Indonesia yang sedang menempuh pendidikan di sana.

1. Butuh waktu untuk jadi teman orang Jerman

Orang Jerman populer sebagai orang yang dingin dan suka menjaga jarak. Jika bertemu dengan seseorang yang baru mereka akan memperlakukan orang tersebut secara formal dan butuh waktu yang cukup lama untuk menghangatkan suasana. Hal tersebut membuat sulit untuk berteman dengan orang Jerman.

Mereka telah punya lingkaran pertemanannya sendiri dan sangat sulit untuk menembus lingkaran tersebut. Bandingkan dengan orang Indonesia yang sangat cepat akrab dan bisa menyebut siapa saja sebagai teman. Baru lima menit bertemu sudah bisa tertawa-tawa seperti kawan lama.

Tetapi jika Anda berhasil berteman dengan orang Jerman, maka mereka akan setia dan selalu dapat diandalkan. Salah satu tanda bahwa Anda sudah dianggap teman adalah ketika Anda sudah diundang ke rumah mereka, entah untuk makan malam atau minum anggur dan kopi.

2. Orang Jerman tidak suka basa-basi

Berbeda dengan orang Indonesia yang suka memperhatikan perasaan lawan bicara, orang Jerman biasanya lebih suka berterus terang. Kebiasaan ini membuat mereka terlihat kasar namun hal tersebut dilakukan hanya karena mereka ingin to the point. Ya artinya ya, dan tidak artinya tidak. Tidak ada pesan tersembunyi di baliknya. Mereka juga tidak suka membicarakan orang di belakang.

3. Orang Jerman jarang telat

Tentu tidak benar untuk semua orang, namun kebanyakan dari mereka memang jarang telat. Kecuali jika hal-hal yang tidak diinginkan terjadi seperti misalnya kereta yang telat. Namun kereta dan bus di Jerman pun memiliki jadwal yang detail. Jika mereka telat, biasanya mereka akan meminta maaf dan mereka bisa tersinggung jika Anda telat datang dari waktu janjian yang sudah ditentukan karena artinya Anda tidak menghargai mereka.

Terlalu biasa untuk mereka bilang ke Anda bahwa mereka akan tiba 3 menit lagi atau 9 menit lagi. Tidak dibulatkan seperti 5 menit lagi atau 10 menit lagi. Janjian dengan kantor pemerintahan pun seperti itu. Pukul 10:21 atau pukul 12:36. Sangat detail dan jangan coba-coba telat jika tidak mau urusanmu ditunda.

4. Ada banyak peraturan di Jerman

Orang Jerman sangat suka hidup teratur dan terencana. Saking teraturnya ada banyak sekali peraturan yang mengatur hidup mereka. Mulai dari membuang sampah, memarkir mobil, tidak boleh berisik dari jam 10 malam sampai jam 7 pagi, kadar alkohol yang boleh dikonsumsi, dan lain sebagainya. Bahkan mereka memiliki kantor pemerintah yang disebut Ordnungsamt yang secara harafiah berarti kantor peraturan.

Mereka juga tidak suka sesuatu yang spontan, meskipun tidak berlaku untuk semua orang. Mereka tidak suka Anda tiba-tiba muncul bertamu ke rumah mereka tanpa memberitahu atau tanpa diundang. Hal tersebut berbeda dengan keluarga Indonesia yang memiliki budaya membukakan pintu dan mempersilakan tamu masuk.

5. Dapur adalah ruangan yang paling penting di rumah

Saat masuk ke rumah keluarga di Indonesia, ruangan pertama yang Anda temukan biasanya adalah ruang tamu. Tamu hanya bisa masuk sampai ruangan tersebut, sementara bagian rumah yang lain tertutup.

Hal tersebut berbeda di Jerman. Sangat umum memiliki dapur di bagian depan rumah. Hal ini karena dapur adalah bagian rumah yang sangat penting. Daerah ini tempat di mana mereka sering hangout, untuk masak bersama, makan, minum anggur, dan kegiatan lainnya.

Jadi paham kan, mengapa hanya teman yang bisa datang ke rumah? Karena jika Anda datang ke rumah orang Jerman, Anda akan tahu isi dapurnya.

6. Jika Anda berulang-tahun, Anda yang akan ditraktir

Siap-siap bangkrut jika ulang tahun di Indonesia, karena Anda akan diminta untuk mentraktir teman-temanmu.

Ciri Khas Masyarakat Jerman

Sementara kalau di Jerman, orang berulang tahunlah yang ditraktir. Lebih ringan 10 orang teman mentraktir 1 orang yang berulang tahun daripada 1 orang mentraktir 10 orang teman bukan?

7. Orang Jerman punya asuransi untuk apapun

Wajib hukumnya untuk memiliki asuransi jika hidup di Jerman. Asuransi kesehatan adalah asuransi dasar yang setiap orang harus punya. Namun biasanya mereka juga punya asuransi untuk rumah, mobil, atau barang-barang lainnya.

Bahkan ada juga asuransi yang disebut dengan Haftpflichtversicherung. Jika Anda memiliki asuransi ini dan Anda menghancurkan benda milik seseorang, maka pihak asuransi yang akan menggantinya.

8. Hari Minggu adalah harinya untuk hibernasi

Waktu di hari Minggu menjadi waktu bagi masyarakat Jerman untuk beristirahat di rumah dan tidak banyak melakukan aktivitas di luar rumah. Kebanyakan toko-toko akan tutup di hari Minggu dan Anda beruntung jika ada teman yang mau Anda ajak pergi nongkrong di hari Minggu karena kebanyakan murid yang berasal dari Jerman akan menghabiskan waktu bersama keluarganya di rumah.

Jadi, manfaatkan waktumu di hari Minggu untuk beristirahat setelah sibuk belajar dan mungkin bekerja paruh waktu di hari Senin sampai Sabtu.

10. Jangan membuang botol air kemasanmu

Hal ini masih berhubungan dengan kegiatan daur ulang yang diterapkan oleh masyarakat Jerman. Jika Anda membeli air mineral kemasan jangan buang bekas botolnya. Anda bisa mendapatkan 25 sen jika Anda mengembalikan botol tersebut ke toko tempat Anda membeli air minum tersebut. Botol bekas yang dikembalikan nantinya akan didaur ulang.

Nah, itu tadi beberapa fakta menarik mengenai Jerman. Jadi, apakah Anda sudah siap untuk mendapatkan pengalaman langsung belajar di Jerman?

11. Tempat sampah yang bervariasi

Selain ketepatan waktu, terdapat hal lain yang juga dianggap sebagai hal yang sangat serius bagi masyarakat Jerman yaitu mendaur ulang. Kamu akan menemukan tempat sampah dengan berbagai macam warna dengan klasifikasi sampah yang berbeda-beda. Pada awalnya mungkin kamu tidak terbiasa, tetapi pastikan kamu membuang sampah sesuai dengan klasifikasinya.

12. Sadar kemampuan finansial

Pada awal mendaftarkan diri sebagai nasabah di suatu bank di Jerman, mengejutkan teller bank dengan permintaan untuk membuka satu akun debit, akun untuk MasterCard, akun untuk Visa dan satu lagi akun untuk American Express. Pengajuan kartu kredit di Jerman itu lebih seperti sistem loan atau pinjaman. Pemohon harus menyertakan bukti kestabilan finansial, rekening koran dan histori yang baik dari bank sebelumnya. Ini merupakan pendekatan yang diterapkan bank Jerman untuk mengingatkan jangan mengeluarkan lebih dari yang kita mampu. Dana dapat paham konsep ini, yang juga membantu dirinya untuk hidup sesuai dengan pemasukannya.